NYATA TAPI TAK TERLIHAT NAMUN DAPAT DIRASAKAN

Selasa, 13 September 2011

Antara Cerita, Cita & Cinta



Ini bukan sebuah prosa, puisi atau sajak  indah.
ini hanya sebuah cerita, cerita tentangku kau dan angin saat dunia terdiam.
ketika itu hanya ada angin yang dengan ramahnya berhembus membawaku padamu.
lalu ia membawa kita berdua ke pantai yang indah.
sambil berhembus pergi ia berkata kepadaku “jangan hanya diam “
sungguh aku tak mengerti apa maksud perkataannya.
mengapa ia mempertemukan, membawa dan meninggalkan kita disini?
mungkin ia ingin kita melakukan sesuatu?
atau mungkin saja ia hanya ingin meninggalkan kita berdua disini!
entahlah, aku tak tahu.
kini aku bersamamu dengan pertanyaan,tentang apa yang angin maksud.
namun kita berdua tetap terdiam..
Waktupun berlalu mungkin kau merasa jenuhan disini!
kau pun bertanya padaku. “apa yang harus kita lakukan”
dan aku hanya menjawab
“entahlah” dengan logat budaya kesombongan dunia
lalu aku dan kau kembali terdiam, termenung dan hanya memandang lautan yang monoton itu.
kembali ku teringat tentang perkataan angin.
namun ku anggap anggin itu hanya angin lalu..
iya, angin yang terkenal dengan kesombonganya.
tp mengapa ia berbicara padaku dan membawa kita ketempat ini?
mengapa ia kini tak lagi seperti dulu.?

Sambil memikirkan itu kutatap betapa riangnya kumpulan burung yang bercengkrama di tepian karang.
disini aku jadi berfikir alangkah senangnya jika aku menjadi burung itu.
tetapi mengapa harus burung?
aku manusia dan tidak sendiri karna ada kau di sisiku saat ini?
aku mulai tersadar dan teringat tentang kata kata angin.
mungkin angin ingin aku seperti kumpulan burung di dunia yang sudah terdiam ini.
kucoba, ya kucoba untuk melakukanya.
aku berkata pada kau ” lihatlah kumpulan burung itu, betapa riangnya mereka, tak seperti manusia”
kau melihatnya kemudian kau melirik ku dengan tatapan kebosanan yang sama.
kembali kukatakan pada kau.
” jangan hanya diam saja agar dunia tak terasa membosankan. “
walau tanpa jawaban aku tetap berkata pada kau.
sampai akhirnya kita bisa bercengkrama.
saat itu juga kami rasa dunia telah berubah.
bukan untuk kemoderenan kota tp untuk kita berdua.
aku jadi ingin kembali ke kota, kembali menjalani hariku disana.
aku mengajakmu pergi dari pantai ini.
tp aku tak tahu dimana kota?
begitu juga kau.
kami berjalan mencari jalan keluar.
mencari dan melewati banyak cobaan bersama sebelum akhirnya
kamipun tiba dikota kemudian berpisah.
kini aku telah kembali ke kotaku.
menjalani lagi hidupku tanpanya,tanpa kau!
menjalani hidup yang terdiam tanpa kata.
begitu juga kau disana.
bayangan kata kata angin kembali lagi kepadaku.
dan aku mulai berkata kata pada setiap orang yang aku jumpa.
tetapi apadaya. aku tak bisa merubah mereka.
diam diam dan diam. itulah dunia tanpa kata
teringat sedikit kenangan ku dengan kau saat kita di pantai itu.
kucari kau keseluruh penjuru kota hingga aku menemukan mu.
menemukan mu dengan wajah bosan seperti biasa.
namun ketika kau melihatku wajah itu terlihat berubah.
terlintas senyuman yang kurasa indah..
kamipun bercerita.
dan ku ajak kau merubah dunia bersama sama.
segeralah kami pergi untuk merubahnya.
kami coba.. letih rasanya.
tapi kami tetap mencoba.
mulai dari satu dua hingga seluruh kota kini berbicara.
tapi kemana sang angin yang ramah itu?
kini iya telah menjadi angin yang hanya berlalu seperti dulu.
angin pun datang dan membawa aku dan kau untuk kembali ke pantai itu.
tanpa berkata ia pergi lagi meninggalkan kami disini.
aku dan kau kini lebih bingung dari sebelumnya.
kami berfikir. untuk apalagi hal ini.
akhirnya dengan cepat kau berjalan berjalan berjalan dan menghilang.
kini aku sendiri, dan mengapa kau pergi.
kini sang angin berhembus menemuiku dan memberiku perasaan..
tiba tiba saja pikiran ku terbayang wajah kau..
aku mencari kau di tepian pantai, mengikuti jejak langkah seseorang
aku mengikutinya melewati pasir, karang, tebing dan ketepian jurang
ternyata apa yang kulihat. ada seseorang yang terjatuh kejurang.
aku dekati dia dan ternyata kaulah disana.
oh tidaak. teriak ku..
tubuhmu luka luka..
tp aku bisa merasakan apa rasa sakitnya.
lalu ku bersihkan lukamu dengan air sungai dari tepian jurang itu.
ku balut lukamu dengan sobekan baju ku.
kemudian ku bawa kau ke tempat yang lebih nyaman.
aku melihat wajah mu. nampaknya kau juga melihat wajah ku.
kau pun tersenyum padaku.
senyuman itu terasa berbeda.
akupun serasa ingin membelai rambut mu.
kuberanikan. dan ku belai dengan lembut.
aku berfikir kembali. apakah yang angin berikan padaku kini.
nampaknya kali ini ia memberikan kasih sayang padaku.
begitu pula padanya.
masih terus ku rawat lukamu hingga kau bisa kembali berjalan.
sampai akhirnya kamipun berjalan untuk kembali kekota.
kukatakan padanya ” kau terlihat manis “
iya tersenyum. dan ini membuat ku bergetar.
kugandeng tangannya dan kau dekap kariku.
seakan akan mesra sekali untukku.
kami sampai di kota. aku merasa enggan berpisah denganya.
mengapa bisa.?
entahlah, ada apa sebenarnya.
tp terpaksa, kami pun harus berpisah karna tak ada dari kami yang menahan kebersamaan ini.
dan aku kembali di kehidupanku.
kubertanya pada angin yang melintas di badanku.
angin sebenarnya ada apa?
angin pun menjawab dengan tertawa dan berkata
” kini kau mencintainya “
kucari dia di tempat saat aku menemukanya di kota.
kukatakan padanya kalau aku kini mencintainya.
iya menjawab dengan jawaban yang sama.
angin kembali datang pada aku dan kau dan berkata.
” angin tak pernah memberikan sebuah pertemuan kasih sayang dan cinta. tapi kalian lah yang menginginkanya dan tuhan memberinya “
aku dan kau pun kini telah bahagia hidup bersama..begitu pula orang orang di dunia karna adanya cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar