Kepada
siapa barisan - barisan kalimat ini tertuju..?
untuk siapa ku bingkiskan rima
bersajak ini..?
dan untuk apa ku petik nada minor
dari gitar tua usang ini ku lantunkan..?
Mungkinkah hati ini akan terus
bertanya,
dikala siang terik yang memaksa
kepala untuk harus tertunduk
karena sang mentari murka melihat
ketidakberdayaan ku menghadapi semua
melawan deras bimbang raga yang tak
kunjung menentu
Cucuran air mata tak akan lagi
menjadi warna indah hiasi retina telah kering terkuras malam itu, malam dimana rembulan begitu anggun
dengan dandanan yang berpoles cahaya tak seperti hati ini yang sedang
berkabung oleh sesak jiwa yang telah mati.
Malam itu, saat mataku terpejam membingkai asa dan sambil merangkai mimpi
Malam itu, saat mataku terpejam membingkai asa dan sambil merangkai mimpi
aku seakan di kejutkan,
Malaikat Cinta Berjubah Hitam datang
menghampiriku
begitu angkuhnya
dengan tombak dan sepasang burung
gagak berbulu putih
pijaran lampu seakan redup karena
kedatangannya
burung malam perlahan menjauh
karenanya
bulan seakan menutupi wajahnya
dengan awan pekat
ada apa pikirku dalam hati, apa yang
terjadi.?
Dia mendekat lalu menyapa diriku..
Hay..ternyata kau masih disini
tertidur di sudut kamar kecil yang
berdebu..?
bangun..
lekas bangun..
sambil tertawa seolah - olah
mengejek ku
tampaknya kau sendiri
kemanakah cintamu..?
kemana dia, orang yang selalu kau
banggakan itu..?
Dia telah pergi, tak tahu kemana,
jawabku
ya aku tahu itu,cetus malaikat cinta
lalu untuk apa kau bertanya padaku
dan untuk apa kau hadir didepanku..?
kau tahu, malam ini aku datang
kemari untuk mencabut semua hak yang ada dari dirimu
Apa maksudmu..?
dengan angkuh dia menjawab, Rasa
Cinta yang ada di Hatimu..
apa..?
kau tahu..
kau adalah insan yang tak layak
untuk memadu cinta,
kau tak bisa menjalani cinta seperti
halnya insan - insan yang lain,
kau telah kalah, dan untuk apa lagi
ada rasa cinta yang tertanam didalam hatimu jika kau tak bisa memadu cinta
untuk apa diberikan..?
kau lemah
tak perlu lagi kau tujukan barisan -
barisan kalimat..
tak perlu lagi kau bingkiskan rima
bersajak..
dan tak perlu lagi kau memetik
nada minor dari gitar tua usang mu..
Dan saatnya sekarang aku akan
mencabut rasa cinta yang ada di dalam hatimu
kau akan selamanya tak memiliki rasa
cinta lagi
kau tak layak memiliki rasa itu
kau akan menjadi orang yang pembenci
benci akan rasa cinta
benci akan sosok kaum hawa
Aku tak percaya apa yang di
ucapkannya, beribu pertanyaan tersirat dikepalaku..
Tak lama berselang dengan
bangganya,
diayunkan tombak tepat ke tubuhku
dan dikuras habis semua rasa cinta yang ada dalam hatiku
ohhh, kurasakan perih lemah tak
kuasa
aku tak berdaya sama sekali,
rapuh,
rebah badan ini terbaring lagi
disudut kamar
Setelah semuanya berakhir...
Malaikat itu pergi meninggalkanku
dia pergi dengan tertawa puas sambil
sesekali bersahut
kau lelaki lemah
tak akan ada lagi rasa cinta
dihatimu
kau lelaki lemah
kau lelaki lemah
kau lelaki lemah......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar