Izinkan
aku menanyakan suatu hal padamu.
Jika
aku rutin mengirimimu surat, foto-foto, video, dan suara terbaru, mengapa kau
masih akan menganggapku berbeda dari yang kau bayangkan ketika kau bertemu
denganku.?
Akhir-akhir
ini aku sering berpikir tentang rasa cintaku padamu.
Kau
perlu mengerti, akan susah sekali punya kekasih seorang berlatar belakang
sepertimu.
Kau
tahu, aku akan terkejut ketika bertemu lagi denganmu nanti.
Apalagi
aku sudah berhenti mengontakmu,
Aku
tidak tahu wajahmu,
jalan
pikiranmu,
apalagi
perasaanmu,
Tentu
saja aku tidak mengenalmu lagi
Mungkin
tidak akan menyadari dirimu sedang lewat seandainya kita berpapasan tanpa
sengaja di suatu tempat.
Nah,
coba kau pikir, bagaimana bisa aku mencintaimu sementara bahkan aku lupa raut
wajahmu.?
Kau
tahu, kau hadir cukup sering dalam mimpiku, bayangan tentangmu masih sering
menghiasi senja dan malam.
Nah,
bagaimana bisa?
Dalam
hubungan pertemanan kita berdua dulu, aku mengambil kenangan tentangmu lalu
menyimpannya dalam otak dan hatiku.
Kenangan
itu mencakup ingatan tentang rupamu,
suaramu,
gaya
berjalan,
gaya
berbicara,
gaya
berpikir,
gaya
merasa,
pokoknya
segala yang bisa kuingat darimu.
Namun
sehari saja kau yang riil tidak bertemu denganku, aku akan mulai mengubah
kenanganku tentangmu itu tanpa sengaja, sesuai dengan keinginan di alam bawah
sadarku.
Ketika
esok hari aku bertemu denganmu, aku memperbaiki gambaran dirimu itu, lalu
menyimpannya lagi.
Begitu
pula seterusnya.
Sekarang
cobalah bayangkan bila aku tidak bertemu denganmu beberapa lama. Sedikit demi
sedikit aku akan mengubah kenangan itu tanpa sadar, yang kuberi nama “gambaran
mental” mengenaimu.
Sebulan,
dua bulan akan berlalu, gambaran mentalmu akan terus berubah.
Sekarang
coba hitung, sudah berapa tahun kita tidak bertemu?
Kasihku,
ketika
menyadari kebenaran ini, aku terisak di tengah malam. Selama bertahun-tahun
kenanganmu sudah tercemar diriku sendiri. Gambaran mentalmu sudah rusak total.
Kenangan tentangmu sudah tidak bisa dibedakan lagi yang mana yang asli dan
palsu, yang mana yang buatanku sendiri, yang mana yang bukan.
Kutanya
padamu, jadi siapa yang kucintai, Kasihku.?
Siapa
yang hadir dalam mimpi-mimpiku.?
Suara
siapa yang kadang-kadang terdengar di antara angin-angin.?
Rasanya
ingin kuteriakkan pada awan saja.
Kasihku,
aku mencintai kebohongan! Aku suka penipuan diri sendiri!
Itulah
sebabnya mengapa hubungan jarak jauh berat sekali dijalani. Masing-masing lawan
pasangan menciptakan gambaran mentalnya sendiri-sendiri sesuai dengan keinginan
hatinya.
Ketika
mereka bertemu atau mulai bicara mendalam, mereka tiba-tiba sadar bahwa
pasangan mereka sudah “berbeda dari yang dulu.” Mereka kecewa.
Sebenarnya
arti kata itu adalah, “Kamu tidak sesuai lagi dengan gambaran mentalku ini, aku
tidak suka itu.”
Namun
tidak perlu berhubungan jarak jauh untuk mendengarkan kata-kata keramat “kamu
bukan yang dulu lagi” bernada kekecewaan.
Jika
pasanganmu berkata demikian, ia sedang mencintai gambaran mental yang dia buat
sendiri, bukan dirimu yang terus menerus berubah. Ia tidak sadar bahwa dirinya
juga berubah, dan pada kenyataannya manusia tidak pernah berhenti berubah. Ia
ingin memenjarakanmu di dalam gambaran mentalnya sendiri: kau tidak boleh jadi
yang lain selain seperti gambaran mental itu.
Orang
seperti ini rawan sekali dijadikan suami atau istri, sebab tahun demi tahun
akan berganti, anak demi anak lahir, zaman demi zaman berubah, semua akan
merubah rupa dan jiwa orang. Masakan ia akan terus merayakan “Hari Kekecewaan
Karena Engkau Bukan yang Dulu Lagi” setiap tahun?
Kasihku,
dengan begini aku jadi merasa bak orang gila di kerangkeng-kerangkeng yang
perlu dipasung itu. Telah kusadari kebenaran ini, bahwa aku hanya mencintai
gambaran mental tentangmu dan bukan dirimu sebenarnya.
Orang
macam apa aku ini?
Itulah
sebabnya aku harus menunggu orang lain yang bisa menjalin hubungan lebih
fisikal denganku, atau menunggumu mampu melakukannya.
Sementara
aku menunggu, akan kuusahakan aku berhenti mencintai gambaran mental ini.
Agh,
tetapi betapa kecanduannya aku akan kehadiranmu selalu.!
Tak
bisa kuhentikan kehausanku menghadirkanmu setiap kali aku membutuhkan.
Menantikanmu
dengan setia sungguh tidak mudah.!
Kasihku,
perjuangan ini akan berat, sebab tidak menghadirkan bayanganmu lagi berarti
kembali ke kesepian yang dingin. Sekarang apakah aku rela menjalaninya demi
kemurnian cinta kepada pasangan hidupku kelak.?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar