kubuka jendela saat hujan tiba..
dan kembali ku kenang masa yang tak aku lupa..
ketika dulu senang menyambut hujan..
telanjang badan resapi dinginya butiran..
berlari tak peduli air menggenangi jalan..
berlenggang dengan riang ditengah-tengah kumpulan.
Bersama teman-teman dimasa kanak-kanak..
dengan becek kotori dinding bapak galak..
dengan hati keras Ia marah membentak..
tapi tak peduli ledek jahil berteriak..
Ia pun datang mengejar tapi tak terkejar..
nyaring terdengar bermacam umpatan kasar..
kami tak indahkan langkah kami terusik..
menuju lapangan yang tak terusik..
dimana kami bermain bola dengan senagnya..
rasa indahku dahulu saat hujan tiba..
Reff :
memori indahku saat hujan yang datang(yang datang)
meskipun tak terulang kan trus ku kenang(terbayang)
Giringan bola palstik ditendang bergiliran..
kita bersama lanjutkan bermain dilapangan..
antara rerumputan yang dipenuhi genagan..
tetap tak halangi gesitnya semuanya berlarian..
sesekali gemuruh petir datang menyambar..
iringi lari kecil buat jantung sedikit berdebar..
namun tak buat gentar kami pun terus melanjutkan..
bila derasnya hujan jangan sampai terlewatkan...
lari betelanjang dada dan berteriak keras..
cukup buat semua tenaga terus menerus terkuras..
hingga tanpa sadar sore hari datang menjelang..
derasnya berkurang tanda kami harus pulang..
beriringan langkah gontai sambil menunduk lelah..
menuju rumah khawatir Ibu pasti akan marah..
sambil pelan mengendap masuk lewat pintu belakang..
oh.. hujan yang datang kau punya beribu kenang..
Reff :
memori indahku saat hujan yang datang(yang datang)
meskipun tak terulang kan trus ku kenang(terbayang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar