NYATA TAPI TAK TERLIHAT NAMUN DAPAT DIRASAKAN

Sabtu, 08 Oktober 2011

Kasih, Kau Ratapan Termanisku



Kasih,
Menemukan mu adalah suatu anugerah terbesar dalam hidupku.
Mencintai mu adalah suatu kado terindah yang telah ku nanti setiap kali ku bernapas.  
Tapi melepas mu.?

Coba kau hitung berapa kali musim sudah berganti.?

Aku selalu melompat - lompat girang ketika para burung migran itu menghampiri kita.
 Selama itu juga aku tak pernah mengukir tembok-tembok  dengan syair dan lukisan tentangmu.

Lalu suatu hari,
ketika sedang ku kemas ransel pengembaraanku demi calon anak-anak kita, kau mendekatiku, memelukku dari belakang, dan berbisik bahwa semua urusan air mata langit itu 
bukan urusanku,
bukan urusanmu,
bukan urusan kita.


Lalu kau genggam tanganku,
Kau bertanya
di mana pesta perkawinan kita.?
siapa nama anak-anak kita.?
ke mana kita akan pergi makan malam berdua di hari ulang tahun pernikahan kita.?

Kupandangi wajahmu, wajah yang selalu akan ku cintai.
Di kedalaman matamu terpantul masa depan yang sangat kurindukan.
Kubelai rambutmu yang tergerai, sejenak membayangkan bahwa engkaulah yang kelak akan pertama kali kutemui di setiap pagi yang akan kita lewati.
Dan kita akan berjalan bergandengan tangan di tepi setiap sungai dan jembatan di dunia ini, bersandar satu sama lain di tepi ombak pesisir dan bertumpu pada karang yang kokoh berdiri.


Berapa lama kebersamaan kita, hatimu masih dingin seperti keremajaanmu.?
Saat aku menangisi setiap jalanan,
kau berkata, Bersyukurlah.?
Ketika kuratapi lampu-lampu kota,
engkau berkata, Sudahlah.?

Apakah kau yang akan menjadi ratapan termanisku.?
Orang-orang tertawa dan meludahiku, ketika aku beranjak meninggalkanmu.
Kau pun menangis, tetapi aku tahu dengan segera akan kau temukan pria lain yang akan mengisi hidupmu dengan kebahagiaan dan kelayakan.
Kau tahu, beberapa dari mereka mencintaimu lebih dari padaku. 
Maka dengan ransel dan lubang kosong yang perih, aku berjalan menjauh dari hidupmu, sehingga kau tak terlalu risau dengan air mataku.
Beberapa hari kemudian redalah kemarahan dan kekecewaan, lalu ku mulai terbiasa dan menemukan hidup kembali.
Potret-potret kebersamaan kita akan terbakar seiring waktu, dan kau akan mulai lupa nama belakangku, dan memberi nama anak-anakmu dengan nama belakang yang lain.

Kudengar hari ini anak pertama mu lahir.?
Sungguh pengalaman yang menakjubkan.!
Siapa nama yang kalian berikan untuknya.?
Aku akan berdoa pada Tuhan, Semoga ia menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.
Tetapi apa kau pernah dengar cerita bahwa Tuhan mengirimkan seorang bayi untuk menggantikan orang lain yang akan dijemput-Nya.?

Kini di tempat yang jauh dan kejam ini, aku sedang bertelut di hadapan orang-orang yang kukasihi dan kutangisi setiap hari.  Tetesan darah terjatuh di tanah menjadi lumpur dalam kesunyian, kesakitan, dan bibir itu mulai terkatup,  terisak.

Kasih, semoga Tuhan memberkatimu dengan sukacita, hingga jari-jari tangan mu yang mulai mengeriput dan kecantikanmu memudar perlahan.
Saat kemudian kelak bila kita bertemua
Aku tak akan melupakn semua tentang kamu, dan ku mohon ingatlah aku.

Tanpa nama aku akan dimakamkan karena benih memang harus jatuh dan mati.
Aku memohon beberapa menit untuk menyanyikan ratapan dan pengampunan terakhirku, meletakkan dahiku di tanah, dan pulang dengan pertanyaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar